Monday, July 09, 2007

hari sudah mulai gelap...hanya ada sebuah lampu minyak dan sedikit cahaya dari kompor tungku, untuk menerangi rumah...alhasil, aku sedikit gagap dengan gelapnya rumah gedheg yang sangat sederhana itu. ditambah lagi dengan kabut yang mulai tebal dan sesekali menyusup di sela-sela dinding bambu.

aku memilih duduk di dekat tungku. selain menghangatkan badan, ada cukup pencahayaan...
di sebelahku, duduk seorang gadis, kalau masih boleh dibilang gadis - karena dia ibu muda, sangat muda, berusia 17 tahun tapi sudah punya seorang anak berusia 21bulan...sambil ngobrol, dia memasak nasi dan air panas. tak lama, nasi matang, air panas pun matang. dia pun kemudian membuka dua bungkus mie instant. dan menyeduhnya dengan air panas. mie instant tak ia masak lagi. persis seperti metode pembuatan mie gelas atau pop mie.
ibu muda itu kemudian menyiapkan beberapa piring seng di meja yang tadi aku jadikan tempat dudu....

"mbak....dimaem dhisik iki....." sahutnya

aku tak menyangka, makanan yang tadi ia masak, ia siapkan untukku dan dua temanku.
aku tak tega untuk memakannya. aku langsung berpikir, pasti sulit untuknya membeli dua bungkus mie instant dan menanak nasi sebanyak itu. aku juga membayangkan bagaimana dia tadi mencuci gelas dan piring yang akan aku gunakan.....duh....jelas jauh dari standar bersih dan sehat...

aku berusaha menolak secara halus. tapi tak mempan. ia tetap memaksaku untuk memakannya. akhirnya aku memakannya.

selesai makan, kami pamit. seperti biasa, di ahkir pekerjaanku, aku - selaku wakil kantor - memberikan bingkisan. aku memberikan amplop kecil kepadanya. isinya pun tak seberapa. tapi...

"moh aku mbak.....aku ndak gelem...."
"mbak...ini buat mbak...buat bantu ngobatin ibu..."
"ndak mbak.....aku ndak gelem nrimo....aku bantu ibuku sak isoku....aku ndak mau nrimo iki..."

kaget...bener-bener kaget....
dia menerimaku dan "meladeni" permintaanku dan timku, benar-benar dengan ketulusan hati... tanpa pamrih...
ternyata.....
masih ada ketulusan di bumi ini..........

No comments: